Kuslar Kreatif Garap Film Dokumenter Ketahanan Perempuan di Tengah Bencana Rob Demak
- Kuslar Kreatif
- Aug 2
- 3 min read
Semarang, 10 September 2024 – Kuslar Kreatif telah menyelesaikan proses produksi film dokumenter inspiratif pada tahun 2024 yang mengangkat kisah ketahanan kaum perempuan di Desa Timbulsloko dan Sriwulan, Kabupaten Demak, Jawa Tengah. Film dokumenter ini merupakan kolaborasi dengan Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA) Semarang, yang bertujuan untuk mendokumentasikan perjuangan perempuan dalam menghadapi tantangan bencana rob yang melanda wilayah pesisir tersebut. Dengan latar makam desa yang sarat makna historis, proyek ini menggambarkan kekuatan dan ketangguhan perempuan dalam mempertahankan kehidupan di tengah ancaman lingkungan.
Desa Timbulsloko dan Sriwulan, yang terletak di Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, dikenal sebagai wilayah yang terus-menerus terdampak banjir rob akibat kenaikan air laut. Bencana ini tidak hanya menggenangi rumah dan lahan pertanian, tetapi juga berdampak pada kesehatan dan mata pencaharian masyarakat. Dalam konteks ini, Kuslar Kreatif menyoroti peran perempuan sebagai tulang punggung keluarga dan komunitas, yang dengan gigih beradaptasi dan mencari solusi untuk bertahan hidup. Film dokumenter ini menggali kisah-kisah personal, mulai dari upaya menjaga kesehatan keluarga, memastikan ketersediaan air bersih, hingga mengembangkan mata pencaharian alternatif seperti budidaya ikan dan penanaman mangrove.
Proyek ini merupakan bagian dari inisiatif UNISSULA untuk mendukung edukasi dan kesadaran masyarakat tentang dampak perubahan iklim, khususnya di wilayah pesisir. “Kami ingin menunjukkan bahwa di balik kesulitan, ada kekuatan luar biasa dari perempuan yang sering kali tidak terekspos. Film ini adalah wujud penghargaan kami kepada mereka,” ujar salah satu perwakilan UNISSULA. Kuslar Kreatif, yang dipercaya sebagai rumah produksi, membawa pendekatan sinematik yang sensitif untuk menangkap emosi dan realitas kehidupan masyarakat.
Pengambilan gambar dilakukan pada tahun 2024 di berbagai lokasi strategis, termasuk makam desa yang menjadi simbol sejarah dan ketahanan budaya masyarakat setempat. Makam ini tidak hanya menjadi latar visual yang kuat, tetapi juga mencerminkan hubungan mendalam antara masyarakat dan warisan leluhur mereka, yang tetap dijaga meski di tengah ancaman banjir rob.
Teknis Lapangan: Kendala dan Tantangan Produksi
Proses produksi film dokumenter pada tahun 2024 ini tidak luput dari berbagai tantangan, terutama karena kondisi lingkungan yang ekstrem di Timbulsloko dan Sriwulan. Berikut adalah beberapa kendala teknis yang dihadapi tim Kuslar Kreatif:
1. Cuaca yang Tidak Menentu
Wilayah pesisir Demak sangat dipengaruhi oleh fenomena El Nino dan La Nina, yang menyebabkan pola pasang surut air laut yang sulit diprediksi. Hujan deras dan angin kencang sering kali mengganggu jadwal syuting, memaksa tim untuk menyesuaikan waktu pengambilan gambar. “Kami harus selalu siap dengan rencana cadangan. Kadang kami hanya punya waktu beberapa jam sebelum air pasang datang,” ungkap sutradara proyek dari Kuslar Kreatif.
2. Kondisi Medan yang Sulit
Desa Timbulsloko, yang sebagian besar tergenang air, menyulitkan mobilitas tim produksi. Akses ke lokasi syuting, termasuk makam desa, sering kali hanya dapat ditempuh dengan perahu atau berjalan kaki melalui genangan air. Hal ini memengaruhi transportasi peralatan seperti kamera, tripod, dan alat perekam suara. Untuk mengatasi ini, tim menggunakan peralatan ringan namun canggih, seperti kamera mirrorless dengan lensa tahan air dan drone untuk pengambilan gambar udara.
3. Tantangan Peralatan
Dalam kondisi lingkungan yang lembap dan penuh air, menjaga peralatan produksi tetap aman menjadi tantangan tersendiri. Tim Kuslar Kreatif menggunakan pelindung khusus untuk kamera dan mikrofon guna mencegah kerusakan akibat air atau kelembapan. Selain itu, penggunaan drone untuk mengambil gambar panorama desa yang tergenang air memerlukan keahlian khusus agar tidak mengganggu kehidupan masyarakat atau lingkungan setempat.
4. Stamina Kru dan Interaksi dengan Masyarakat
Syuting di lingkungan yang sulit menuntut stamina fisik dan mental yang prima dari seluruh kru. Durasi kerja yang panjang, ditambah dengan kondisi cuaca yang panas atau hujan, sering kali menguras tenaga. Untuk menjaga stamina, tim memastikan asupan nutrisi yang cukup dan jadwal istirahat yang teratur. Selain itu, membangun kepercayaan dengan masyarakat lokal juga menjadi tantangan. Tim Kuslar Kreatif bekerja sama dengan tokoh masyarakat dan kelompok perempuan setempat untuk memastikan proses syuting berjalan dengan penuh hormat dan tidak mengganggu aktivitas sehari-hari warga.
5. Pendekatan Naratif dan Sensitivitas Budaya
Menggarap film dokumenter tentang isu sensitif seperti bencana dan ketahanan perempuan membutuhkan pendekatan yang hati-hati. Tim harus memastikan bahwa cerita yang ditampilkan tidak hanya autentik, tetapi juga menghormati nilai-nilai budaya dan privasi masyarakat. “Kami banyak berdiskusi dengan warga untuk memahami perspektif mereka. Ini bukan sekadar film, tetapi juga cerminan perjuangan mereka,” kata produser eksekutif Kuslar Kreatif.
Harapan dan Dampak
Film dokumenter yang diproduksi pada tahun 2024 ini diharapkan dapat menjadi medium yang kuat untuk meningkatkan kesadaran tentang dampak banjir rob dan peran perempuan dalam ketahanan komunitas. Dengan dukungan UNISSULA dan keahlian Kuslar Kreatif, proyek ini tidak hanya bertujuan untuk menghibur, tetapi juga mengedukasi masyarakat luas tentang pentingnya adaptasi terhadap perubahan iklim. Film ini rencananya akan diputar di berbagai festival film dan platform edukasi, serta menjadi bagian dari kampanye kesadaran lingkungan.
Kisah perempuan Timbulsloko dan Sriwulan adalah bukti bahwa di tengah kesulitan, semangat untuk bertahan dan berinovasi tetap hidup. Melalui lensa Kuslar Kreatif, dunia akan melihat bagaimana kekuatan perempuan mampu mengubah tantangan menjadi harapan.
Comments